Aku Tidak Akan Pernah Lagi Membatasi Gender Tuhan

Oleh Saudara Xinming, Amerika Serikat

Pada bulan September 2015, aku datang ke AS untuk menempuh pendidikan. Baru saja aku berada di AS kurang dari sebulan, seorang saudari memberitakan Injil Tuhan Yesus kepadaku dan, karena penasaran tentang agama-agama Barat, aku pergi ke gereja dan mulai menghadiri ibadah setiap hari Minggu. Setelah aku mulai percaya kepada Tuhan, aku mulai belajar bagaimana menjadi seorang Kristen sejati, dan aku berangsur-angsur menarik diri dari kehidupan minum minuman keras dan bersenang-senang dengan teman sekelasku di bar. Sebaliknya, aku selalu membaca Alkitab di asramaku dan menghadiri ibadah di akhir pekan, dan hatiku terasa dipenuhi dengan kedamaian dan sukacita.

Perkataan Pendeta Tertanam Jauh di Lubuk Hatiku

Suatu malam, aku melihat seorang diaken dari gerejaku memposting pemberitahuan di grup WeChat kami: "Semua orang harus berhati-hati terhadap Kilat dari Timur. Jika kalian menemukan siapa pun yang mencurigakan, kalian harus melaporkan mereka pada gereja!" Aku berpikir dalam hati, "Aku akan berada dalam masalah besar jika aku tersesat dalam kepercayaanku kepada Tuhan. Aku harus berhati-hati. Namun gereja macam apa Kilat dari Timur itu sebenarnya?" Karena penasaran, aku menyelidiki Kilat dari Timur di Internet, dan membaca banyak pandangan yang disampaikan oleh para pendeta dan penatua dari berbagai denominasi yang mengutuk Kilat dari Timur. Aku melihat sebuah situs rohani yang mengatakan: "Kilat dari Timur bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, dan bahwa pada akhir zaman Dia telah berinkarnasi untuk menampakkan diri dan bekerja, dan dalam rupa seorang perempuan. Ini tidak mungkin!" Kemudian aku berpikir, "Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, dan ketika Dia datang kembali pada akhir zaman, Dia juga pasti datang dalam rupa seorang laki-laki. Namun Kilat dari Timur bersaksi bahwa Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman adalah seorang perempuan. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Aku harus berhati-hati dan waspada terhadap mereka, dan aku sama sekali tidak boleh berhubungan dengan mereka." Kemudian, aku teringat akan para pendeta dan penatua yang mengenal Alkitab dengan baik, dan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang dewasa. Aku merasa bahwa aku harus sering pergi ke gereja untuk menghadiri ibadah dan mendengarkan khotbah para pendeta dan penatua karena tingkat pertumbuhanku rendah dan ada banyak hal yang tidak mampu aku bedakan. Dengan cara ini, aku tidak akan tersesat.

Gerejaku Tandus, Aku Merasa Bingung dan Tak Berdaya

Perlahan-lahan aku mendapati bahwa khotbah para pendeta selalu adalah hal usang yang sama, selalu berbicara tentang pengetahuan alkitabiah dan teori teologis, tanpa terang baru sama sekali. Kehidupan rohaniku dan juga saudara-saudariku sama sekali tidak dibekali dengan mendengarkan khotbah mereka, dan kami sama sekali tidak tahu bagaimana melakukan penerapan agar sesuai dengan ajaran Tuhan ketika segala sesuatu terjadi kepada kami. Selain itu, aku menyadari bahwa banyak orang percaya pergi ke gereja bukan untuk menghadiri ibadah agar dapat menyembah Tuhan, tetapi setiap mereka memiliki tujuan pribadi masing-masing. Beberapa orang memanfaatkan hubungan untuk menjual produk-produk mereka, beberapa mencari mitra bisnis, dan beberapa datang untuk mendapatkan suami atau istri. Seorang saudara bahkan mencoba menjajakan barang dagangan keluarganya kepadaku di sebuah ibadah. Agar dapat menarik orang-orang Kristen kembali ke gereja untuk beribadah, beberapa pendeta dan penatua mengadakan sebuah acara bernama "Persekutuan Ramah-Tamah". Mereka berkata acara ini bertujuan untuk saling berbagi kasih Tuhan, tetapi kenyataannya, acara itu hanya makan, minum dan bersenang-senang. Mereka juga menyelenggarakan acara persekutuan para lajang, yang pada dasarnya adalah acara kencan buta. Yang kudapati bahkan lebih tidak masuk akal adalah bahwa, untuk mendorong orang-orang percaya yang masih muda menghadiri ibadah, gereja berjanji untuk memberikan sebuah iPhone kepada setiap orang yang terus-menerus menghadiri ibadah sampai akhir tahun. Melihat gerejaku dalam kekacauan total, begitu bejatnya, dan terlibat dalam perbuatan yang semakin jahat, aku bingung untuk mengungkapkan apa yang kurasakan. Aku berpikir: "Dengan melakukan hal-hal ini, bukankah para pendeta dan penatua sedang menjadikan gereja sama seperti masyarakat? Apakah ini cara gereja menyembah Tuhan, dengan menggunakan segala macam kenikmatan fisik untuk menarik orang ke dalam gereja? Ini sama seperti bait suci dalam Alkitab yang menjadi sarang penyamun—Tuhan sama sekali tidak hadir di dalamnya!" Aku merasa sangat tertekan, bingung, dan tidak berdaya. Aku tidak tahu mengapa gerejaku menjadi seperti ini.

Aku ingin pergi keluar dan mencari sebuah gereja yang memiliki pekerjaan Roh Kudus, tetapi karena aku khawatir akan tersesat, aku membuka Internet dan menemukan beberapa khotbah oleh para pendeta yang terkenal, dan aku membeli banyak buku rohani. Namun bahkan setelah aku menyaksikan khotbah-khotbah ini dan membaca buku-buku ini, rohku masih terasa kering. Aku tidak dapat merasakan kedamaian dan sukacita yang berasal dari Tuhan, dan aku merasa sangat tertekan. Aku tidak tahu bagaimana aku harus menempuh jalan kepercayaan kepada Tuhan yang ada di depanku. Karena itu, aku memilih untuk berpuasa agar dapat memperoleh bimbingan Tuhan dan untuk berada di hadirat Tuhan.

Aku Menemukan Alasan Ketandusan Gerejaku

Syukur kepada Tuhan karena Dia mendengar doa-doaku dan, pada hari ketiga berpuasa, aku berkenalan dengan beberapa saudara-saudari. Ketika kami bercakap-cakap, aku menceritakan kepada mereka tentang keadaan di gerejaku dan tentang kondisi kerohanianku saat itu, dan Saudara Lu berkata, "Fenomena yang kau sebutkan ini adalah masalah yang sudah meluas di seluruh dunia keagamaan. Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa dunia keagamaan menjadi seperti ini? Ingatlah pada Zaman Hukum Taurat ketika bait suci memiliki kemuliaan Tuhan Yahweh. Pada waktu itu, jika orang percaya berbuat dosa, mereka akan didisiplin atau dihukum oleh Tuhan Yahweh. Misalnya, ketika Uzia masuk ke bait suci untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan, imam menyuruhnya pergi. Namun Uzia menjadi marah kepada imam itu, dan dia langsung terkena kusta. Pada saat Zaman Hukum Taurat telah berakhir, bait suci yang dipenuhi dengan kemuliaan Tuhan telah menjadi tempat perdagangan, dan sarang penyamun di mana uang dipertukarkan tanpa ada siapa pun yang didisiplinkan oleh Roh Kudus. Mengapa demikian? Sebenarnya, salah satu alasannya adalah karena para pemimpin Yahudi yang melayani Tuhan di bait suci tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Mereka mengabaikan perintah-perintah Tuhan, hanya berpegang teguh pada tradisi manusia yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Mereka tidak menaati hukum Tuhan Yahweh dan menyimpang sepenuhnya dari jalan Tuhan, dan dengan demikian mereka dibenci, ditolak, dan dikutuk oleh Tuhan. Alasan lainnya adalah karena Tuhan telah berinkarnasi dalam rupa Tuhan Yesus untuk melakukan pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia. Karena itu, pekerjaan Roh Kudus berubah, dan Roh Kudus mulai menegakkan pekerjaan Tuhan Yesus, dan tidak lagi bekerja di dalam bait suci. Hanya mereka yang menerima pekerjaan penebusan Tuhan Yesus yang memiliki pekerjaan Roh Kudus dan dapat menikmati penyiraman dan pembekalan oleh firman Tuhan, dan mereka mulai memiliki jalan penerapan yang baru. Namun, mereka yang masih tinggal di dalam bait suci dan yang menolak serta menentang pekerjaan Tuhan Yesus karena berpegang teguh pada Hukum Taurat, mereka kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan disingkirkan oleh pekerjaan baru Tuhan, sehingga jatuh ke dalam kegelapan dan ketandusan. Sekarang, akhir zaman sudah tiba, dunia keagamaan telah menjadi tandus, dan semakin banyak perbuatan jahat yang dilakukan. Ini tepat seperti yang terjadi di bait suci pada akhir Zaman Hukum Taurat yang kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Ini terutama disebabkan karena sebagian besar pendeta dan penatua di dunia keagamaan tidak menaati perintah-perintah Tuhan dan tidak menerapkan firman Tuhan. Mereka sama sekali tidak menjadi kesaksian bagi Tuhan atau meninggikan Tuhan, mereka juga tidak menuntun orang-orang percaya untuk memahami firman Tuhan, kehendak dan tuntutan Tuhan. Mereka hanya berfokus pada menjelaskan pengetahuan alkitabiah secara terperinci untuk pamer, untuk membuat orang-orang percaya memuja dan mengagumi mereka, dan untuk membawa orang-orang kepada diri mereka sendiri. Meskipun para pendeta dan penatua tahu betul bahwa gereja telah menjadi tandus dan tanpa kehadiran Tuhan, mereka tidak mencari kehendak Tuhan atau menuntun orang-orang percaya untuk mencari jejak langkah pekerjaan Roh Kudus. Sebaliknya, mereka mengadakan acara-acara seperti persekutuan para lajang, pesta makan malam, atau jalan-jalan dan darmawisata, memimpin orang-orang percaya ke jalan duniawi dan menyimpang sepenuhnya dari jalan Tuhan. Yang mereka pedulikan hanyalah mempertahankan kedudukan dan mata pencaharian mereka, sama sekali tidak memedulikan kehidupan rohani saudara-saudari. Gereja-gereja telah menjadi tempat untuk aktivitas keagamaan, gereja-gereja telah lama kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan dibenci, ditolak, dan disingkirkan oleh Tuhan. Alasan lainnya adalah bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru pada akhir zaman, dan pekerjaan Roh Kudus sekarang telah berubah. Tuhan Yesus berkata: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu' (Yohanes 16:12–13). Dan dikatakan dalam 1 Petrus 4:17, 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan.' Tuhan Yesus telah datang kembali pada akhir zaman untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan. Dia mengungkapkan firman-Nya untuk menyelamatkan dan mengubah manusia, memungkinkan kita untuk membebaskan diri dari ikatan dosa dan menerima keselamatan penuh Tuhan. Hanya apabila kita menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman barulah kita dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus dan menikmati pembekalan dan penyiraman air kehidupan…." Ketika aku mendengar saudara itu mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, aku tercengang dan terkejut. Namun setelah perenungan yang saksama, aku merasa bahwa persekutuannya memiliki dasar alkitabiah, dan itu juga sejalan dengan firman Tuhan. Dia telah dengan jelas menerangkan alasan mengapa gereja sekarang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus—gereja benar-benar persis seperti bait suci pada akhir Zaman Hukum Taurat! Aku berpikir: "Mungkinkah Tuhan benar-benar telah datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman?" Aku merasa sedikit bingung, tetapi setelah melakukan perenungan, aku memutuskan untuk terus mengadakan pertemuan dan persekutuan dengan Saudara Lu.

Gagasanku Diguncangkan—Adalah Bijaksana untuk Terus Menyelidiki

Saudara Lu kemudian mempersekutukan kepada kami tentang bagaimana Tuhan Yesus telah datang kembali pada akhir zaman: "Selama Zaman Hukum Taurat, Tuhan memakai Roh-Nya untuk membimbing kehidupan manusia, dan selama Zaman Kasih Karunia, Dia berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan-Nya menebus umat manusia. Pada akhir zaman, Tuhan telah kembali berinkarnasi sebagai Anak manusia untuk menampakkan diri dan bekerja. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan Yesus, 'Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini' (Lukas 17:24–25). 'Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, tetapi telah menyerahkan seluruh penghakiman itu kepada Anak' (Yohanes 5:22). Ketika 'Anak' atau 'Anak Manusia' disebutkan, itu mengacu pada inkarnasi Tuhan. Tuhan mengubah rupa-Nya ketika Dia datang kembali untuk berinkarnasi pada akhir zaman. Bagaimanapun cara Tuhan bekerja, atau dalam rupa apa pun Dia bekerja, itu selalu didasarkan pada kebutuhan umat manusia dan pada kebutuhan pekerjaan Tuhan, dan itu semua dilakukan untuk menyelamatkan umat manusia." Mendengar ini, aku mau tak mau merenungkan, "Apakah Tuhan akan mengubah rupa-Nya ketika Dia datang kembali? Mungkinkah Saudara Lu bermaksud mengatakan bahwa Kristus yang berinkarnasi adalah seorang perempuan? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Mungkinkah Saudara Lu percaya kepada Kilat dari Timur?" Pada saat ini, Saudara Lu melanjutkan perkataannya, "Apa pun rupa yang Tuhan pakai untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, itu selalu berhubungan dengan pekerjaan pengelolaan-Nya. Kita semua harus mencari dengan kerendahhatian. Bahkan jika itu tidak sesuai dengan gagasan kita sendiri, kita harus mengesampingkan gagasan kita dan mencari kebenaran dan kita tidak boleh membatasi Tuhan dengan mengandalkan gagasan kita sendiri, karena jika melakukannya, kita akan mengulangi kesalahan orang-orang Farisi dan menentang Tuhan." Setelah mendengar apa yang dia katakan, aku merasa sangat setuju, dan kecurigaanku semakin berkurang serta aku tidak lagi menutup diriku terhadap Saudara Lu. Aku berpikir, "Ya. Menyambut kedatangan Tuhan kembali adalah hal yang besar. Aku tidak boleh mengandalkan gagasan atau imajinasiku sendiri dan memperlakukan hal ini sesuka hatiku, sebaliknya aku harus tetap berpikiran terbuka dan mencari kebenaran." Karena hari sudah sangat larut, kami mengakhiri pertemuan itu.

Setelah pertemuan itu selesai, aku mengambil informasi yang telah Saudara Lu persekutukan kepadaku dan melakukan pencarian di Internet, dan aku akhirnya mengklik situs Gereja Tuhan Yang Mahakuasa—Injil Umat Kerajaan, dan aku melihat buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Aku merasa gelisah dan berpikir, "Jadi ternyata Saudara Lu adalah orang yang percaya kepada Kilat dari Timur. Meskipun semua yang dia persekutukan itu sangat bagus dan mengandung pencerahan dan penerangan Roh Kudus, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bersaksi bahwa Tuhan telah berinkarnasi sebagai seorang perempuan, dan aku masih belum dapat sepenuhnya menerima hal itu. Tuhan Yesus Kristus adalah seorang laki-laki, jadi tidakkah seharusnya Tuhan yang datang kembali itu juga seorang laki-laki? Bagaimana mungkin Dia datang menjadi seorang perempuan?" Pada saat itu, aku teringat satu bagian dari firman Tuhan yang telah dibacakan oleh Saudara Lu kepadaku: "Menyelidiki hal semacam ini tidaklah sulit, tetapi itu menuntut setiap kita untuk mengetahui satu kebenaran ini: Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). "Benar," pikirku. "Tuhan adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Daging inkarnasi Tuhan pasti dapat mengungkapkan kebenaran, menunjukkan kepada kita cara untuk melakukan penerapan, dan menyelesaikan masalah dan kesulitan nyata kita." Contohnya, ketika Tuhan Yesus datang dalam rupa manusia untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia menyebarkan Injil kerajaan surga, mengajar manusia untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri mereka sendiri, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran mereka, mengampuni orang lain tujuh puluh kali tujuh kali, mengasihi musuh-musuh mereka, dan sebagainya. Asalkan manusia melakukan penerapan sesuai dengan ajaran Tuhan, mereka pasti akan memiliki prinsip-prinsip untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, serta kebingungan dan kesulitan mereka dalam kehidupan juga akan terselesaikan. Murid-murid yang mengikuti Tuhan Yesus, seperti Petrus, Yohanes, Natanael, dan sebagainya, mengikuti Tuhan Yesus hanya setelah mendengar khotbah Tuhan dan menjadi yakin bahwa apa yang Dia sampaikan adalah kebenaran. Oleh karena itu, untuk menentukan apakah orang ini adalah Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, yang terpenting adalah dengan melihat apakah Dia mampu atau tidak mengungkapkan kebenaran dan mengungkapkan apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia, dan apakah Dia mampu atau tidak membekali kehidupan manusia dan menunjukkan kepada orang-orang cara untuk melakukan penerapan, alih-alih hanya berfokus pada penampilan luar-Nya. Hanya ini yang sesuai dengan kebenaran. Tampaknya aku tidak boleh bersikap waspada secara membabi buta, melainkan harus mengambil inisiatif untuk mencari dan menyelidiki. Jika aku melewatkan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali, aku akan disingkirkan oleh Tuhan seperti para gadis bodoh. Setelah itu, aku sering berdoa kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk membimbing dan menuntunku. Setelah mencari dan merenungkan selama beberapa waktu, aku memutuskan untuk terus mengadakan pertemuan dengan Saudara Lu.

Tuhan Akan Datang Kembali Sebagai Laki-laki atau Perempuan?

Suatu hari dalam sebuah pertemuan, aku mengutarakan kebingunganku, "Tuhan Yesus telah berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, jadi menurutku Tuhan pasti akan datang kembali sebagai seorang laki-laki. Namun engkau mengatakan bahwa Tuhan telah berinkarnasi sebagai seorang perempuan. Aku tidak bisa sepenuhnya menerima hal ini. Dapatkah engkau mempersekutukan kepadaku mengenai hal ini?" Saudara Lu berkata, "Saudara, engkau berpikir bahwa karena Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, Dia pasti akan datang kembali sebagai seorang laki-laki, tetapi pernahkah kau berpikir apakah pandangan ini sesuai dengan fakta atau tidak, dan apakah itu memiliki dasar dalam firman Tuhan atau tidak? Mungkinkah Tuhan hanya mampu berinkarnasi sebagai seorang laki-laki? Jika kita tidak berusaha memahami masalah ini, akan sangat mudah bagi kita untuk membatasi dan menentang Tuhan. Marilah kita terlebih dahulu melihat apa yang dikatakan Alkitab dan firman Tuhan. Itu dicatat dalam Kejadian pasal 1 ayat 1–2: 'Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam. Dan Roh Tuhan bergerak di atas permukaan air.' Firman Tuhan Yang Mahakuasa berkata: 'Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain' ("Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). 'Pada intinya, Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender' ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

Saudara Lu bersekutu: "Kita semua tahu bahwa Tuhan adalah Roh, tidak terlihat dan tidak berwujud, manusia tidak dapat melihatnya atau merasakannya, dan tidak ada perbedaan gender. Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki atau perempuan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan-Nya. Apa pun daging yang dikenakan oleh Tuhan yang berinkarnasi, laki-lakikah atau perempuankah, selama itu adalah daging inkarnasi Roh Tuhan, itu adalah Tuhan itu sendiri. Esensi Tuhan selamanya tidak berubah. Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai laki-laki dan menyelesaikan pekerjaan untuk menebus umat manusia. Jika Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai seorang perempuan, Dia tetap akan mampu melakukan pekerjaan penebusan. Dengan kata lain, apakah daging inkarnasi Tuhan adalah laki-laki atau perempuan, esensinya adalah Tuhan itu sendiri, dan itu selalu dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan penyelamatan umat manusia. Ulangan pasal 4 ayat 15–17 berbunyi: 'Karena itu berhati-hatilah; sebab engkau tidak melihat rupa apa pun pada hari Yahweh berkata-kata kepadamu di Gunung Horeb dari tengah api yang menyala-nyala: Supaya engkau jangan merusak dirimu sendiri dengan memahat bagimu patung berhala yang menyerupai bentuk apa pun, yang menyerupai laki-laki atau perempuan, yang menyerupai binatang apa pun di darat, atau yang menyerupai burung yang terbang di angkasa.' Kita dapat memahami dalam ayat-ayat Alkitab ini bahwa ketika Yahweh berbicara kepada orang-orang di Gunung Horeb, mereka tidak dapat melihat rupa-Nya, karena Tuhan tidak akan membiarkan manusia membatasi-Nya dengan rupa apa pun. Hikmat Tuhan adalah sesuatu yang tidak mampu dipahami oleh manusia. Kita hanyalah makhluk ciptaan yang sangat kecil, jadi bagaimana kita mampu memahami pekerjaan Tuhan? Jika kita menyimpulkan bahwa Tuhan hanya dapat berinkarnasi sebagai laki-laki berdasarkan pada pemikiran dan imajinasi kita sendiri, bukankah itu berarti kita sedang menentang dan menghujat Tuhan?"

Setelah mendengar ini, aku akhirnya mengerti: Tuhan pada hakikatnya adalah Roh dan tidak ada perbedaan gender dengan Tuhan. Tuhan dapat berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, dan Dia juga dapat berinkarnasi sebagai seorang perempuan—itu semua dikarenakan kebutuhan dalam pekerjaan-Nya. Jika aku menyimpulkan bahwa gender Tuhan adalah laki-laki berdasarkan gagasan dan imajinasiku sendiri, itu tentu saja tidak sesuai dengan kehendak Tuhan! Pada saat itu, gagasanku bahwa "daging inkarnasi Tuhan harus seorang laki-laki" perlahan-lahan mulai hancur, tetapi aku masih tidak mengerti mengapa Tuhan mengambil rupa seorang perempuan untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Kemudian, Saudara Lu melanjutkan persekutuannya: "Apakah Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki ataukah perempuan, itu semua adalah demi keselamatan manusia, demi pekerjaan pengelolaan-Nya, dan itu memiliki makna yang luar biasa. Pada akhir zaman, Tuhan telah datang berinkarnasi untuk mengungkapkan kebenaran dan untuk menyingkapkan misteri ini. Mari kita membaca bagian lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa dan kemudian kita akan mengerti. Firman Tuhan mengatakan: 'Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tidak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan' ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Dari firman Tuhan kita dapat memahami bahwa Tuhan Yesus datang untuk bekerja dalam rupa seorang laki-laki, dan jika Tuhan datang kembali tetap dalam rupa seorang laki-laki, kita akan selamanya menyimpulkan bahwa Tuhan adalah laki-laki, dan berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan atas laki-laki, bukan Tuhan atas perempuan. Tuhan tahu keadaan kita yang sebenarnya sebagai manusia yang rusak, jadi pada akhir zaman, Tuhan sekarang telah datang untuk bekerja dalam rupa seorang perempuan untuk secara kuat menentang gagasan kita. Pada saat yang sama, Dia juga mengubah pemahaman kita yang keliru tentang Tuhan, menyingkirkan gagasan kita yang membatasi Tuhan, dan membuat kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuhan atas seluruh umat manusia. Tuhan tidak hanya menyelamatkan laki-laki tetapi juga perempuan. Di mata Tuhan, laki-laki dan perempuan adalah sama. Tuhan mengambil jenis kelamin yang berbeda saat dua kali Dia telah berinkarnasi, dan dengan melakukan ini, Tuhan telah menyelesaikan seluruh pekerjaan-Nya dalam daging, dan Dia juga telah menunjukkan kemahakuasaan, hikmat, keajaiban, dan keadilan-Nya. Inkarnasi Tuhan sebagai seorang perempuan pada akhir zaman sangatlah bermakna!"

Ketika aku mendengar persekutuan saudara itu, aku merasa sangat setuju, dan aku berpikir: "Ternyata Tuhan berinkarnasi sebagai seorang perempuan pada akhir zaman mengandung makna yang sangat mendalam. Tuhan berinkarnasi dua kali benar-benar menunjukkan hikmat, keadilan, dan keajaiban-Nya." Gagasan yang ditanamkan dalam diriku sebelumnya oleh para pendeta dan penatua telah meninggalkan kesan yang kuat dalam diriku sehingga aku berpegang teguh pada gagasan itu dan percaya bahwa, karena Tuhan Yesus adalah seorang laki-laki, Tuhan yang datang kembali tidak mungkin seorang perempuan, dan aku sama sekali tidak peduli untuk menyelidiki pekerjaan dan firman Tuhan pada akhir zaman, melainkan aku membatasi Tuhan dengan mengandalkan gagasan dan imajinasiku. Aku benar-benar sangat bodoh, dan itu membuatku cenderung melakukan kesalahan yang sama dengan yang orang Farisi lakukan, yaitu menolak Tuhan Yesus. Tuhan adalah Sang Pencipta dan kita hanyalah makhluk ciptaan. Tuhan memiliki hak untuk memutuskan pekerjaan apa yang Dia ingin lakukan, dan rupa apa yang Dia pilih untuk berinkarnasi. Bagaimana mungkin aku bisa memenuhi syarat untuk membatasi pekerjaan Tuhan? Sebagai makhluk ciptaan, aku tahu bahwa aku harus mencari, menaati, dan menerima dengan rendah hati.

Aku Memahami Esensi Para Pendeta dan Penatua yang Sebenarnya

Persekutuan saudara itu banyak membantuku. Aku juga merasa bahwa Tuhan Yang Mahakuasa kemungkinan besar adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Namun begitu aku merenungkan tentang bagaimana para pendeta dan pengkhotbah sering mengatakan kepada kami untuk menjaga diri dari ajaran sesat, aku mulai ragu lagi. Aku berpikir dalam hati, "Mengapa para pendeta dan penatua semuanya menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa? Mereka semua mengenal Alkitab dengan baik dan mereka semua bekerja untuk Tuhan, jadi adalah lebih aman untuk mengindahkan perkataan pendeta. Jika aku tersesat dalam kepercayaanku, bukankah aku akan mengkhianati Tuhan?" Namun kemudian aku berpikir, "Jika Tuhan benar-benar telah datang kembali tetapi aku tidak menerima Dia, maka aku akan kehilangan kesempatan untuk diangkat ke dalam surga." Aku kemudian berdoa kepada Tuhan memohon kepada-Nya untuk membimbing dan menuntunku.

Aku kemudian membuka YouTube dan menyaksikan banyak video khotbah oleh para pendeta terkenal dan aku mendapati bahwa semua yang mereka khotbahkan adalah teori teologis, yang sama sekali tidak dapat memenuhi kebutuhan rohaniku, atau yang mereka khotbahkan itu tuduhan dan fitnah terhadap Kilat dari Timur yang tidak memiliki bukti faktual. Aku merasa sangat kecewa. Kemudian aku merenungkan dengan saksama firman Tuhan yang telah dibacakan oleh saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku, dan aku merasa bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa mengandung kebenaran. Aku mengambil firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mulai membaca, dan semakin aku membaca, semakin aku merasa bahwa perkataan ini memiliki otoritas, kuasa, dan kemegahan, dan bukan perkataan yang mampu diucapkan oleh manusia. Dalam hatiku, aku menjadi yakin bahwa perkataan ini benar-benar perkataan Roh Kudus. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan banyak kebenaran dan misteri dalam Alkitab, seperti misteri tentang nama-nama Tuhan, makna penting inkarnasi, orang-orang macam apa yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga, jalan menuju kerajaan surga, dan sebagainya. Firman Tuhan menghilangkan banyak kebingunganku dan memungkinkanku menikmati pembekalan dan penyiraman air kehidupan Tuhan. Iman dan kasihku kepada Tuhan dipulihkan, dan rohku dipenuhi dengan sukacita. Aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali—Tuhan benar-benar telah datang kembali dalam daging! Setelah itu, aku menyaksikan film-film Injil dan video tarian dan lagu yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semua itu menyebarkan dan mempersaksikan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan semakin banyak orang percaya sejati dalam Tuhan yang mendengar suara Tuhan dan berbalik kepada Tuhan satu per satu. Ini memungkinkanku untuk melihat bahwa segala sesuatu yang berasal dari Tuhan pasti berkembang!

Kemudian, selama pertemuan dengan saudara-saudari, kami membaca satu bagian firman Tuhan: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" ("Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

Seorang saudari menyampaikan persekutuannya kepadaku, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah menyingkapkan esensi kebencian para pemimpin yang agamawi terhadap kebenaran. Meskipun mereka mengenal Alkitab dengan baik dan dapat bekerja keras untuk Tuhan, mereka tidak mengenal Tuhan ataupun pekerjaan-Nya. Mereka sama sekali tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Mereka tidak pernah mengajar orang percaya untuk melakukan penerapan atau mengalami firman Tuhan. Mereka bahkan memanfaatkan pelayanan dan khotbah mereka untuk meninggikan diri mereka sendiri dan pamer, untuk membuat orang percaya memuja dan mengagumi diri mereka, dan membawa orang-orang kepada diri mereka sendiri. Mereka benar-benar terlibat dalam usaha pribadi mereka sendiri. Pada akhir zaman, ketika Tuhan Yang Mahakuasa menampakkan diri dan bekerja, orang-orang percaya yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mengasihi kebenaran mendengarkan perkataan Tuhan Yang Mahakuasa, dan satu per satu mereka menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Melihat begitu banyak orang percaya berbalik kepada Tuhan Yang Mahakuasa, para pendeta dan penatua takut tidak mampu mempertahankan kedudukan dan mata pencaharian mereka, sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyegel gereja, menyebarkan kekeliruan dan ajaran sesat untuk menipu orang percaya dan menghentikan mereka dari menyelidiki dan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Mereka menahan orang-orang percaya dengan kuat di bawah wilayah kekuasaan mereka, dan mereka bahkan membuat orang-orang percaya yang tidak mengetahui kebenaran mengikuti mereka dalam penentangan mereka terhadap Tuhan. Para pendeta dan penatua benar-benar merupakan penghalang dan batu sandungan yang menghalangi orang untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Mereka tidak akan berhenti sampai mereka menarik orang langsung ke neraka! Marilah kita mengingat kembali ke masa ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja dan berkhotbah. Dia melakukan banyak tanda dan mukjizat, seperti memberi makan 5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan, membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta melihat, membangkitkan orang mati, dan sebagainya. Itu menimbulkan kegemparan di tanah Yahudi dan jumlah orang yang mengikuti Tuhan Yesus semakin bertambah. Para imam kepala, ahli Taurat dan orang-orang Farisi melihat bahwa pekerjaan dan perkataan Tuhan Yesus memiliki otoritas dan kuasa, tetapi demi melindungi status dan mata pencaharian mereka, mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk mengutuk, menciptakan kabar angin tentang Tuhan Yesus dan menjebak-Nya, dan pada akhirnya mereka bahkan menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib. Mereka menyinggung watak Tuhan dan mereka mengalami hukuman Tuhan. Dapat dilihat bahwa para pendeta dan penatua pada zaman sekarang menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa karena alasan yang sama dengan alasan orang-orang Farisi Yahudi menentang Tuhan Yesus. Mereka semua adalah orang-orang yang muak akan kebenaran, membenci kebenaran, dan menentang Tuhan. Mereka semua adalah orang Farisi dan antikristus yang munafik."

Dari persekutuan saudari itu aku memahami bahwa, meskipun para pendeta dan penatua mengenal Alkitab dengan baik dan meskipun mereka sering melayani dan berkhotbah, mereka tidak sungguh-sungguh merindukan penampakan Tuhan. Sebaliknya, mereka menyimpan kebencian yang luar biasa terhadap kebenaran. Demi melindungi kedudukan dan mata pencaharian mereka, meskipun mereka tahu betul bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, mereka tidak menuntun kami untuk mencari dan menyelidikinya. Mereka bahkan menyebarkan gagasan dan kekeliruan untuk membingungkan kami, membuat kami membatasi dan menentang Tuhan bersama mereka, dan menolak untuk menyelidiki jalan yang benar. Mereka sangat berbahaya dan jahat! Mereka adalah batu sandungan yang menghalangi kami untuk menyambut Tuhan, mereka adalah orang-orang Farisi modern, dan antikristus yang menelan jiwa kami!

Setelah menyelidiki dan mencari selama beberapa waktu, aku memahami dari firman Tuhan Yang Mahakuasa makna penting dari Tuhan yang berinkarnasi sebagai seorang perempuan pada akhir zaman, dan juga menyadari esensi menentang Tuhan dan antikristus dalam diri para pendeta dan penatua. Dari pengalamanku, aku benar-benar merasa bahwa jika kita tidak mencari kebenaran dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, dan malah menjadi congkak, memperlakukan pekerjaan Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi kita, atau kita tidak memiliki tempat untuk Tuhan di hati kita, memuja para pendeta dan penatua secara membabi buta serta mendengarkan ajaran mereka, maka sangat mudah bagi kita untuk membuat kesalahan dengan menolak Tuhan, dan dengan demikian kita kehilangan keselamatan-Nya. Syukur kepada Tuhan bahwa aku memiliki kesempatan untuk mendengar apa yang Roh Kudus katakan kepada gereja-gereja dan menyambut kedatangan Tuhan kembali—ini semua adalah berkat khusus dari Tuhan dan aku bersyukur kepada Tuhan karena menyelamatkanku!

Ketika bencana melanda, bagaimana seharusnya kita orang Kristen menghadapinya? Anda diundang untuk bergabung dengan pertemuan online kami, di mana kita dapat menyelidiki bersama dan menemukan jalannya.
Hubungi kami via Whatsapp
Hubungi kami via Messenger

Media Terkait

  • Melepaskan Diri dari Jebakan Desas-desus

    Oleh Saudari Xiaoyun, TiongkokAku dahulu seorang perwira tentara wanita. Suatu hari pada tahun 1999, seorang pendeta Korea mengkhotbahkan Injil Tuhan …

  • Sebuah Terobosan

    Oleh Saudari Fangfang, TiongkokKami semua dalam keluargaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan walaupun aku hanya orang percaya awam di gereja kami, ayahk…

  • Firman Tuhan Membimbingku Membebaskan Diri Dari Jerat

    Oleh Saudari Tian’na, Hong Kong Melihat sekilas bagian firman Tuhan, "Sudah Tahukah Engkau? Tuhan Telah Melakukan Hal yang Hebat di antara Manusia," a…

  • Firman Tuhan Adalah Kekuatanku

    Oleh Saudari Jingnian, Kanada Aku telah mengikuti kepercayaan keluargaku kepada Tuhan sejak aku masih kecil, dan sering membaca Alkitab serta menghadi…